Solidaritas Melawan Pagebluk di Yogyakarta
Yogyakarta ialah ikon kota Budaya, Seni dan Pendidikan. kaya akan sejarahnya yang menyandang status Keistimewaan dan primadona tujuan wisata, denyut perekonomian Yogyakarta sangat tergantung pada kunjungan wisatawan. Namun sejak Pagebluk Virus Corona, Kota inipun di tinggalkan oleh para pelancong. Di tengah kekalutan, sebagian warga kelas bawah yang paling terdampak menunjukkan adanya harapan. Mereka pula yang lebih dulu melakukan gerakan solidaritas.
APD yang saat itu langka dan dibutuhkan mendesak terutama bagi tenaga kesehatan, membuat pasangan suami istri penyandang disabilitas terpanggil untuk menyumbangkan keahlian menjahitnya. bersama-sama dengan komunitas penjahit difabel mereka mengerjakan pesanan ratusan APD dari Rumah Sakit.
Berbagai komunitas maupun inisiatif perseorangan menggalang dapur umum. Sebagian mendistribusikan bahan pangan dan masker yang saat itu juga langka. Para relawan yang berasal dari beragam latar belakang bertaruh nyawa sebagai petugas dekontaminasi & pemakaman Covid-19.

Albertus Vara Siswantoro 25 tahun seorang peziarah yang rutin mengunjungi makam Raja-raja Mataram di Kotagede, Yogyakarta Selasa 03/04/2020. Kompleks pemakaman kerajaan Mataram yang selalu ramai oleh ratusan peziarah dan wisatawan setiap harinya kini hanya dikunjungi oleh beberapa orang.

Sarang Laba-laba tampak di deretan kursi yang kosong saat perayaan Jumat Agung di Gereja Katolik Kristus Raja, Yogyakarta Jumat 10/04/2020. Ibadah tetap dapat dilakukan dirumah masing-masing umat lewat layanan live streaming yang bisa diakses lewat internet.

Astri Suryani 38 tahun seorang manajer perusahaan swasta mengurus pembayaran gaji karyawan lewat telepon dirumahnya, Yogyakarta Jumat 03/04/2020. Walaupun pemerintah menghimbau masyarakat untuk bekerja dari rumah namun pada kenyataannya ada banyak sektor yang tidak bisa menerapkannya.

Sebuah warung Angkringan khas Yogyakarta di kawasan wisata Sosrowijayan yang tampak sepi, Yogyakarta Rabu 08/04/2020. Kota yogyakarta sebagai primadona tujuan wisata mengalami dampak yang sangat drastis. Banyak Hotel dan agen perjalanan
yang menghentikan operasional dan merumahkan pekerjanya.

Agustine Yustina 37 tahun, Ibu dari empat anak dan founder Perempuan Tattoo Indonesia, Yogyakarta Selasa 21/04/2020. Agustine membuat dapur umum dirumahnya dan menginisiasi gerakan yang berfokus pada isu perempuan dan anak ditengah pandemi Covid.Bersama anak-anaknya ia memasak dan membagikan paket sembako,susu anak dan nasi bungkus di jalanan dan kampung-kampung dalam kota yang rentan dan paling membutuhkan.

Komunitas Waria di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Yogyakarta Kamis 16/05/2020. Kekuatan komunitas menjadi benteng terakhir bagi kaum Waria untuk bertahan hidup menghadapi pandemi covid19. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki identitas sehingga mustahil untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Dwi Rahayu Februarti 41 tahun, pembuat masker transparan untuk penyandang Tuna Rungu, Yogyakarta Selasa 21/04/2020. Ibu dari tiga orang anak ini sehari-harinya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan menjalankan usaha kios kelontong dirumahnya. Namun sejak pemberlakuan social distancing hampir tidak ada pembeli yang datang ke kiosnya.Sejak itu pula Dwi rahayu merasa kesulitan untuk berkomunikasi. Warga Tuna Rungu harus melihat gerakan bibir dan ekspresi lawan bicara ketika berkomunikasi.

Iswanto 43 tahun dan Lestari 40 tahun adalah pasangan suami istri penyandang disabilitas yang sehari-hari berprofesi sebagai penjahit pakaian, Yogyakarta Rabu 01/04/2020. Bersama rekan-rekannya sesama penyandang disabilitas Iswanto mengerjakan pesanan APD dari sebuah rumah sakit. Kelangkaan APD terutama bagi tenaga Medis membuat iswanto merasa terpanggil untuk menyumbangkan keahliannya menjahit.

Komunitas tata busana membagikan masker gratis untuk seorang penyandang disabilitas di kawasan Malioboro, Yogyakarta Minggu 05/04/2020. Sasarannya adalah orang-orang yang tidak memiliki akses dan kemampuan untuk membeli masker yang sedang langka.

Relawan Tim Kubur Cepat bersiap melaksanakan pemakaman protokol Covid-19, Yogyakarta Senin 08/06/2020. Para relawan yang bernaung dibawah TRC BPBD DIY ini berasal dari berbagai elemen dan organisasi kepemudaan juga mahasiswa perantau.